UCAPAN

SELAMAT DATANG DAN TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG " GBI DEBEGAN " TUHAN YESUS MEMBERKATI ANDA.

Selasa, 05 November 2013



BERDAMPAK
Ketika Musa turun dari gunung Sinai--kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu--tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN. Ketika Harun dan segala orang Israel melihat Musa, tampak kulit mukanya bercahaya, maka takutlah mereka mendekati dia. (Keluaran 34:29-30)
Setelah keluar dari Mesir, bangsa Israel berputar-putar selama 40 tahun di padang gurun. Pada satu ketika, Musa mengeluh pada Tuhan bahwa bangsa ini susah diatur, lalu Tuhan suruh Musa naik ke Gunung Sinai. Musa pun naik ke Gunung Sinai, dan bersama-sama Tuhan 40 hari 40 malam lamanya. Ketika turun dari Gunung Sinai, muka Musa bercahaya, sehingga orang Israel yang melihatnya menjadi takut.
Pada hari Jumat kemarin, saya datang ke sebuah komsel anak-anak Junior Church Pondok Indah. Dari hasil sharing di sana, saya mendapati bahwa anak-anak seumuran remaja-pemuda, teens-youth, merasa bahwa "baik" itu lebih penting dari pada "benar". Misalnya, memberi contekan dianggap "baik". Ada yang membela teman sekalipun dengan cara-cara yang tidak benar, misalnya, saat temannya curhat malah "mengompori" ketimbang mendamaikan seakan-akan membela temannya. Atau membela temannya dengan "berbohong putih" (dalam tanda kutip). Dari ayat di atas, kita lihat bahwa orang Israel bisa takut melihat Musa, padahal saat itu mereka baru melihat Musa dari kejauhan. Kenapa? Sebab mukanya bercahaya karena Musa berbicara dengan Tuhan! Jadi, Musa ketemu Tuhan dan bisa berpengaruh terhadap orang Israel.
Firman Tuhan katakan, Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah, dan bahwa Roh Allah diam dalam kamu? (1 Korintus 3:16)
Sebuah logika sederhana saja, mana yang lebih berpengaruh? Orang yang sekedar ketemu Tuhan, atau orang yang di mana Tuhan tinggal di dalamnya? Pasti orang yang memiliki Tuhan di dalamnya! Amin! Seharusnya, kita semua adalah orang-orang yang lebih berpengaruh dari Musa!
Ada sebuah ungkapan dari penulis yang tidak dikenal, Setiap orang dapat memberikan pengaruh yang baik dan yang buruk bagi dunia.
Manusia itu bisa mempengaruhi sekitarnya, teman-temannya, sekalipun tanpa berbicara. Misalnya, orang yang berpantomim sekalipun dia tidak berkata-kata, tetapi bisa membuat orang lain tahu apa yang dia lakukan, bahkan bisa membuat orang yang melihatnya jadi tertawa terbahak-bahak.
Musa, ketemu Tuhan, ngobrol, lalu mukanya bercahaya, dan orang Israel takut. Belum ngomong sama orang Israel, baru lihat dari jauh. Musa sudah dari jauh kelihatan mukanya bercahaya. Padahal, Musa cuma ketemu sama Tuhan. Kita harusnya lebih hebat daripada Musa, karena Tuhan ada di dalam kita! Bukan sekedar ketemu dan ngobrol lalu pergi lagi, tapi Tuhan sungguh-sungguh ada di dalam kita!
Tuhan Yesus sudah mati, bangkit, naik ke Sorga, dan masuk ke dalam hidup kita. Seharusnya getaran hidup kita itu membuat orang-orang di sekitar kita itu melihat Tuhan. Masalahnya, banyak anak-anak muda itu merasa bahwa mending baik ketimbang benar. Akibatnya orang-orang tidak melihat Tuhan. Akibatnya, di sebuah buku berjudul "The 100" oleh Michael Hart, sebuah hasil survei mengungkapkan bahwa Yesus tidak menjadi orang nomor satu berpengaruh di dunia, tapi hanya di nomor tiga. Yesus yang Anak Allah, hanya diletakkan di nomor tiga!
Sekarang di YouTube ada yang namanya Harmer Shake yang fenomenanya semodel dengan Gangnam Style. Gerakan dan cara mereka melakukan gerakan itu dilakukan dengan sangat bebas bahkan mendekati pornografi! Sekarang banyak anak-anak remaja-pemuda yang melihat itu dan menganggap itu heboh dan keren. Mereka diikuti banyak anak-anak muda!
Pertanyaannya, apakah itu berguna? Apakah itu membangun? Inilah tipuan yang Iblis sedang tawarkan ke dunia.
Ada yang berpikir bahwa yang penting apa yang kita lakukan tidak merusak, mengganggu orang lain. "Saya pakai Narkoba kan tidak merusak orang lain, saya tidak mengganggu orang lain. Saya onani tidak merusak orang lain." Padahal dia lupa bahwa itu mendukakan hati Tuhan yang ada di dalam kita.
Kalau Tuhan yang menggerakkan hidup kita, kita akan menjadi beda. Kalau baca buku sendiri, kita banyak lupa. Tapi kalau kamu baca bersama Tuhan, pasti beda! Sebelum baca engkau berdoa sama Tuhan, "Mari Tuhan baca bersama aku, berikan memori yang terbaik." Itu dampaknya beda. Kalau mau belajar di kelas dan kalian berdoa dulu, pasti ingatnya lebih banyak dari yang diajarin.
Saya beri contoh, kalau saya katakan "Coklat", apa yang kalian bayangkan? Ada yang membayangkan merek ini-itu, ada yang membayangkan coklat yang besar, coklat yang enak, manis, ada yang ingat dikasih coklat saat Valentine, begitu banyak hal dan berbeda-beda yang terbayang dalam benak kita masing-masing. Kenapa? Karena itu berdasarkan pengalaman kita dengan "coklat". Semakin banyak pengalaman kita dengan "coklat", maka semakin banyak juga bayangan yang bisa melintas di benak kita.
Lebih lagi kalau kita belajar bersama Tuhan! Tuhan yang menciptakan alam semesta, dengan pengalaman yang tidak terbayangkan, dengan memori yang begitu luar biasa, dan Tuhan yang sama itu kita undang untuk belajar bersama dengan kita, apa yang disampaikan oleh guru kita, pasti lebih banyak yang bisa ditangkap, bahkan lebih luas dari itu!
Berdampaklah, yang melayani di tim musik, kalau menyanyi, menyanyilah supaya orang lain mengalami sesuatu dari Tuhan. Bermain musiklah supaya orang lain mengalami sesuatu. Bukan sekedar untuk diri kita sendiri. Anak-anak muda, lakukan sesuatu itu dengan mengerti dampaknya bagi dunia. Ingat, setiap orang bisa memberikan dampak yang baik dan buruk bagi dunia!

Senin, 15 Oktober 2012

BERSERAH KEPADA YESUS



Minggu sore 14 Oktober 2012
MARKUS
         5:22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya
         5:23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup."
         5:24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
         5:35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?"
         5:36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!“
         5:37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
         5:38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.
         5:39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!“
         5:40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu.
         5:41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"
         5:42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.
         5:43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.


LANGKAH UNTUK BERSERAH :
1.      MELANGKAH UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG PENUH RESIKO.
       Ia meninggalkan anaknya yang sedang sakit keras dan pergi mencari YESUS

2. TETAP SETIA MENANTI (ay.25)
         Yang dipikir Yairus ingin segera ketemu Yesus namun langkah Yesus sempat terhenti melihat wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun.
         Yairus tidak panik tetapi tetap setia menanti dan memperdulikan kepentingan orang lain.

3. TIDAK TERPENGARUH
KABAR/BERITA BURUK
         Tiba-tiba datang tetangga mengabarkan bahwa anaknya sudah mati.
         Bukan saja berita duka tetapi tuduhan baginya karena ia telah meninggalkan anaknya yang sedang sakit keras.
         Yairus tetap percaya kata Yesus: Jangan takut percaya saja.

BERSERAH
         Bukan diam saja tanpa usaha.
         Bukan pula karena tidak ada jalan keluar lagi.
         Bukan karena tidak punya sarana/prasarana.
Tetapi
         Tindakan dari pergumulan yang positif dengan keyakinan bahwa Tuhan tidak akan mengecewakan orang yang berharap kepadaNya.

Matius 6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

MENJALIN PERSAHABATAN


MENJALIN PERSAHABATAN
Minggu Pagi 14 Oktober 2012
AYUB 2:11
         Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Téman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia.

CIRI-CIRI SEORANG SAHABAT
  1. Seorang yang ada disaat yang tepat (ay.11)
  2. Seorang yang siap bersama (ay.13)
  3. Seorang yang siap mendengar ( ay.13)
  4. Seorang yang siap berkorban demi kepentingan sahabatnya (ay.11)
  5. Seorang yang memiliki keterbukaan/memberitahukan segalanya kepada sahabatnya.

TUHAN YESUS SAHABAT KITA
  1. Yesus selalu ada disaat yang tepat. (Yoh 11:6)
  2. Yesus sahabat yang selalu menyertai kita. (Mat 28:20b)
  3. Yesus adalah sahabat yang selalu siap mendengar kita. (Yer 33:3)
  4. Yesus telah berkorban bagi kita (Yoh 15:13)
  5. Yesus memberitahukan segalanya kepada kita. (Yoh 15:15)

PENTINGNYA PERSAHABATAN
  1. Kunci sukses membangun keluarga bahagia. Yaitu jika suami isteri dan anak ada komunikasi yang baik.
  2. Kunci sukses pemimpin yang berhasil. Yaitu jika tidak ada jarak/dekat dengan bawahan.
  3. Kunci sukses pelayanan /penginjilan : saling menegur, menasihati, menguatkan.
  4. Kunci sukses kehidupan. Yang mudah bergaul lebih mudah memperoleh keberhasilan.


Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. (Amsal 17:17)