Sent to you by Debora via Google Reader:
Matius 15:8-9 " Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, pada hal hatinya jauh dari padaku. Percuma mereka beribadah kepadaku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia".
Dalam teks di atas, Yesus dengan keras mengecam perilaku orang-orang Farisi dan ahli Taurat, yang mencoba membandingkan perilaku menghormati dan menghargai adat istiadat dengan lebih, dibanding mereka beribadah kepada Tuhan. Mereka memang tetap beribadah, hanya saja ibadah yang mereka jalankan hanyalah bagian dari adat istiadat, artinya hanya sebuah kebiasaan yang berlangsung begitu saja. Itulah sebabnya Yesus mengutip kitab Nabi Yesaya dengan berkata: " Percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia". Dari pernyataan ini kita bisa belajar ternyata ibadah itu bukanlah sekedar rutinitas, juga bukan sekedar melakukan liturgi atau jam-jam ibadah. Jika ibadah kita hanya pada tatara itu saja, maka kita hanya melakukan yang lahiriah saja. Ini tergolong pada ibadah yang dilakukan bukan karena ingin menyenangkan Tuhan melainkan hanya karena adat kebiasaan saja.
Teks ini bernada negatif, memojokkan dan juga mencela kehidupan para ahli taurat, orang farisi yang juga merupakan bagian dari bangsa Israel beribadah hanya dengan lahiriah saja. Kita bisa menarik beberapa pelajaran dalam dimensi positif, bahwa ibadah yang berkenan kepada Tuhan adalah: Pertama, bukan ibadah lahiriah namun didasari pada hati yang ingin memuliakan nama Tuhan. Dengan kata lain ini bukan hanya sekedar lips service, melainkan tumbuh dari dasar hati yang sungguh-sungguh, dan menjadi bagian dari perilaku kita dari hari kesehari. Allah menginginkan ibadah kita bukan sekedar lahiriah, misalnya ke gereja dengan pakaian yang baik, terlihat rapi, penuh dengan assesoris kristiani, tetapi hati kita tulus dan terbangun dalam persekutuan yang indah dengan Dia.
Kedua, ibadah yang berkenan adalah ibadah yang tidak bercampur baur dengan kepentingan-kepentingan manusia. Disebutkan dalam ayat 9, bahwa "percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan adalah perintah manusia". Ini dengan jelas memberikan petunjuk bahwa harus ada komitmen untuk melakukan apa yang Tuhan inginkan. Dengan kata lain ibadah itu harusnya mengesampingkan ajaran perintah manusia, dan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Kita harus memulai sebuah pola hidup dalam ibadah yang betul-betul menyenangkan Tuhna, jangan terkontaminasi dengan ajaran-ajaran manusia.
Ketiga, ibadah yang berkenan adalah menjadi pelaku firman Tuhan. Ibadah seringkali hanya dibatasi pada aspek celebration, ada pujian, penyemnahan, musik yang bagus, dll. Apakah kita hanya mementingkan perayaan itu? Apakah kita hanya memaknai ibadah pada 2 jam pertemuan ibadah setiap minggunya? Jika itu yang terjadi maka sebenarnya kita harus instrospeksi diri, dan mulailah sekarang ibadah kita dimana pribadi kita menjadi pelaku firman Tuhan. Bagaimana pun hebatnya situasi kebaktian atau ibadah kita , itu bukan jaminan, yanga paling prinsip adalah jadilah pelaku firman Tuhan.
Sudahkah ibadah kita berkenan dihadapan Tuhan? Mari kita mengupayakan ke depan seluruh ibadah yang kita perbuat menjadi kesukaan bagi Allah kita dalam Kristus Yesus.
Selamat Pagi
Tuhan memberkati
Things you can do from here:
- Subscribe to Catatan Facebook Purim Marbun using Google Reader
- Get started using Google Reader to easily keep up with all your favorite sites
Tidak ada komentar:
Posting Komentar