Sent to you by Debora via Google Reader:
1 Timotius 6:6-7 " Memang ibadah itu kalau disertai ras cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa keluar "
Keuntungan besar! Siapa yang tidak mau? Semua orang di dunia ini pasti mau menerima atau mendapatkan keuntungan besar. Apalagi jika keuntungan itu dihubungkan dengan hal-hal materi: uang, harta, dll. Dan bisa juga keuntungan lainnya seperti penghormatan, penghargaan, dan juga apresiasi lainnya. Sebagai manusia tentunya tidak akan ada yang menolak keuntungan, ditambah lagi jika itu datangnya dengan cara yang benar dan tepat. Allah menjanjikan keuntungan besar bagi kita sebagai anak-anak Tuhan, hanya saja yang perlu kita pahami adalh bukan keuntungan lahiriah belaka, tetapi menyangkut hal-hal yang batiniah.
Dalam teks bacaan firman Tuhan di atas, disebutkan bahwa ibadah yang disertai rasa cukup memberi keuntungan besar. Ini berarti ibadah orang-orang yang percaya seharusnya membawa keuntungan yang besar, namun diisyaratkan bahwa harus dengan pola pengucapan syukur kepada Tuhan. Rasa syukur itu, disebutkan dalam bahasa sederhana yakni rasa cukup. Kata ini menjadi penting kita renungkan, karena ternyata ibadah yang memberi keuntungan besar itu, tidak dinilai dari banyaknya apa yang kita lakukan dalam kelompok komunitas kita, bukan juga karena gerejanya megah atau fasilitasnya mewah. Justru ibadah itu memberi keuntungan besar sangat tergantung dengan pola yang dijalankan setiap pribadi, yakni dibangun dengan rasa cukup.
Ibadah yang memberi keuntungan besar, pada dasarnya dapat kita alami tatkala pola pikir dan gaya hidup yang kita bangun selalu berdasar pada rasa cukup. Ini memberikan pemahaman bahwa ucapan syukur yang melimpah, dan sikap hati yang mampu menerima segala sesuatu dengan baik membuat tingkat kerohanian kita lebih baik. Karena itu keuntungan yang terjadi bagi kita apabila ibadah didasarkan pada rasa cukup yakni pertama, kita memiliki persepsi yang positif terhadap keadaan . Banyak orang di dalam gereja selalu memandang dirinya negatif, menyalahkan diri sendiri bahkan sering tidak berdamai dengan diri sendiri. Bisa dipastikan bahwa pribadi yang demikian ini sulit mengalami pertumbuhan iman, juga sulit untuk menemukan diri yang sesungguhnya. Kedua, keuntungan besar yang kita dapat bila ibadah kita didasarkan pada rasa cukup, kita mampu menghitung karya Tuhan dalam hidup kita. Kebiasaan orang yang tidak pernah bersyukur karena mereka merasa tidak cukup, dan gaya hidup yang seperti ini membutakan mata kita terhadap apa yang Tuhan telah lakukan dalam hidup ini. Terkadang yang serng terjadi dala diri mereka yang selalu merasa kurang alias tidak cukup, mengukur diri dengan membandingkan dengan orang lain. Ketiga, kita bisa bertumbuh menjadi lebih dewasa. Kedewasaan salah satunya dicirikan oleh bagaimana kita mengembangkan rasa cukup, dengan bersyukur atas berkat Tuhan. Rasa cukup disini bukan berarti kita tidak mau melakukan sesuatu yang lebih lagi. Juga bukan berarti kita passif, lalu hanya menerima keadaan apa adanya, melainkan mampu menempatkan diri kita dengan baik atas semua kondisi dan situasi kita.
Apakah ibadah kita membawa keuntungan besar? Rindukah kita mengalami keuntungan besar dalam hidup ini? kembangkan rasa cukup dan nikmati berkat Tuhan yang dijatahkan dalam hidup kita masing-masing.
Selamat pagi
Tuhan memberkati
Things you can do from here:
- Subscribe to Catatan Facebook Purim Marbun using Google Reader
- Get started using Google Reader to easily keep up with all your favorite sites
Tidak ada komentar:
Posting Komentar