UCAPAN

SELAMAT DATANG DAN TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG " GBI DEBEGAN " TUHAN YESUS MEMBERKATI ANDA.

Rabu, 13 Oktober 2010

Sikap hati dalam Beribadah

 
 

Sent to you by Debora via Google Reader:

 
 

via Catatan Facebook Purim Marbun by Purim Marbun on 10/12/10

Mazmur 100:1-2 "Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah kehadapanNya dengan sorak-sorai"

 

Kitab Mazmur sangat kaya dengan perikop dan ayat-ayat yang membicarakan tentang ibadah. Pemazmur adalah sosok pribadi yang memang senang beribadah kepada Tuhan dan menikmati keintiman dengan Tuhan melalui ibadah. Dalam banyak teks Alkitab, Pemazmur selalu memiliki kerindian menaikkan puji-pujian, mazmur dan pengangungan kepada Tuhan, sebagai wujud dari ibadah yang dilakukannya. Ada nyanyian syukur yang dikumandangkan karena Allah yang disembah adalah Maha Kuasa, ada doa yang dinaikkan untuk memohon perlindungan Tuhan dan kasih setianNya. Ibadah menjadi wujud yang sentral bagi pemazmur untuk menyatakan isi hati dan kerinduannya kepada Tuhan.

 

Bagi pemazmur ibadah bukanlah sekedar pertemuan raya yang diadakan di bait Allah, melainkan penyerahan hidup secara totalitas. Walau sangat banyak dalam teks Mazmur yang memberikan pemahaman tentang ibadah itu juga merujuk kepada pertemuan raya dimana orang-orang percaya berkumpul dan memuji Tuhan di bait Allah (gereja untuk zaman sekarang). Bagi Pemazmur dalam konteks seperti ini maka ibadah yang dilakukan harus dilandasi pada sikap hati yang benar. Tidak boleh hanya sekedar rutinitas dalam melakukan peribadatan, melainkan harus dengan kesungguhan datang untuk memuji Tuhan.

 

Dari beberapa banyak yang dituliskan pemazmur tentang sikap hati dalam beribadah, maka  kita bisa mempelajari antara lain: pertama, harus dilandasi dengan hati yang bersukacita. Ibadah yang kita lakukan harus didasarkan pada hati yang gembira (bersukacita), maksudnya bahwa dalam ibadah itu kita tidak terikat dengan beban-beban yang merintangi kita, harus menanggalkan kesedihan, dan tidak boleh bermuram durja. Ibadah kepada Tuhan harus dilakukan dengan sukacita, suasana hati yang tenang, penuh pengharapan dan iman. Kedua, ibadah dilandasi dengan sikap hati yang mengucap syukur kepada Tuhan. Dalam teks Mazmur sangat banyak uraian bagaimana kita harus bersyukur kepada Tuhan misalhnya Mazmur 136, 138. Ucapan syukur yang kita naikkan kepada Tuhan, adalah bagian dari respons kita atas kasih karunia Tuhan, perbuatanNya yang besar, serta penebusan yang diberikan kepada kita. Bagi Pemazmur bersyukur kepada Tuhan bukan sekedar sikap hati melainkan gaya hidup yang dibangun dari hari ke hari. Ucapan syukur bukan sekedar kata-kata yang keluar dari mulut dan bibir kita, melainkan dari semua aspek kehidupan yang kita jalani. Ketiga, menghargai kehadiran Allah dalam ibadah. Seringkali praktek ibadah yang kita lakukan dalam pertemuan-pertemuan  jemaat atau ibadah raya ( Band: Mazmur 111:1-2), kita menganggap bahwa tidak ada sosok Allah yang hadir disana. Sesungguhnya inilah beda ibadah kita dengan orang lain, Allah hadir dalam pertemuan ibadah kita. Hargai kehadiran itu dengan menjaga hati, pikiran dan juga sikap kita. Memang tidak secara kasat mata Allah hadir, Ia hadir dalam rohNya, dan sanggup mengenali kita satu persatu. Karena itu dalam ibadah yang patut kita tumbuhkan adalah hormat, pengakuan atas kuasaNya dan memberikan ruang yang luas untuk rohNya bekerja.

 

Ibadah yang dilandasi dengan sikap hati yang benar, membawa kita kepada persekutuan yang indah dengan Tuhan. Janji-janjiNya menjadi milik dan kepunyaan kita, sebab ibadah yang kita lakukan mengandung janji yang spesial dari Allah (1 Tim 4:8)

 

Selamat pagi

Tuhan Memberkati


 
 

Things you can do from here:

 
 

1 komentar:

  1. bagaimana cara membuat anak remaja memiliki sikap (konkrit) dalam menghormati ibadah.mereka biasanya bermain handphone d tengah khotbah. bisa bantu saya?

    BalasHapus