“Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” (Lukas17:10)
Belum lama bekerja sebagai supir pribadi kepada seorang pengusaha kaya di kota Bandung, Anto dipulangkan ke kampung halamannya. Singkat cerita, ternyata selama kurang lebih satu bulan sebagai supir, Anto berkenalan dengan seorang gadis muda dan ngaku-ngaku anak sang majikan dan lebih hebat lagi mobil bawaannya diaku hadiah dari nyokap pas ultah ke 17.
Memang awalnya tidak ketahuan, tetapi satu ketika sang gadis menelpon ke rumah dan yang mengangkat adalah sang nyonya rumah. Percakapan singkat terjadi, sampai pada kalimat, “Aku pacarnya tante, emang ko’ Anto tidak cerita ama tante? Katanya sich dah cerita ama tante dan di setujui, dan mobil yang dipakainya adalah hadiah ultah dari tante????”
Rasul paulus menekankan bahwa kita adalah ‘hamba Allah’ dan bukan hamba dosa lagi! Sehingga hidup yang kita hidupi saat ini adalah hidup bagi Kristus. Kata “hamba” berasal dari kata ‘doulos’ yang berarti “budak dari seseorang”. Seorang budak adalah seorang yang tidak memiliki hak dan siap diperlakukan baik, kasar bahkan dibunuh oleh sang majikannya.
Namun, bila kita melihat hari-hari ini dalam kehidupan kita sebagai hamba Tuhan, orang percaya, pelayan Tuhan, bukankah kita lebih banyak menuntut (berkat, jawaban doa, kebutuhan) kepada Tuhan daripada memberikan hidup bagiNya? Dan lebih bersikap seperti seorang tuan/majikan/bos yang selalu ingin dihormati, dihargai, dipuji ketika melayani, menolong orang, membantu gereja? Padahal sebagai hamba/doulos, sesungguhnya kita tidak punya hak untuk menuntut, mengharapkan pujian, penghargaan bahkan ucapan terima kasih sekalipun. [YB]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar