UCAPAN

SELAMAT DATANG DAN TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG " GBI DEBEGAN " TUHAN YESUS MEMBERKATI ANDA.

Kamis, 26 Agustus 2010

Berbuat Baik dengan Tulus

via Truth Media by admin on 8/24/10

Baca: Matius 6:1–6

Apabila seorang konglomerat atau pejabat tinggi meninggal dunia, maka perhatian hampir seisi kota tertuju pada rumah duka di mana sang petinggi disemayamkan. Dalam sekejap rumah duka tersebut penuh dengan karangan bunga dan papan ucapan turut berbelasungkawa, bahkan sampai ke jalan-jalan di sekitarnya. Ucapan belasungkawa yang tiba dari berbagai perusahaan biasanya menonjolkan nama perusahaannya, kadang-kadang bahkan nama produk-produknya agar terlihat jelas. Apakah ucapan belasungkawa ini tulus? Benarkah si pengirim ucapan sungguh-sungguh memberikan penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan, ataukah ada motif lain untuk sambil menyelam minum air, mempromosikan perusahaan atau produknya selain memberikan penghiburan?

Dewasa ini ucapan belasungkawa hanya satu dari banyak perbuatan baik yang disampaikan kepada sesama dengan motif yang beragam. Mulai dari mencari pujian atau sanjungan, promosi produk, sampai dengan mencari popularitas. Perbuatan baik menjadi komoditas untuk mendapatkan simpati. Ini juga terjadi pada zaman Tuhan Yesus. Para pemimpin agama dan ahli Taurat suka melakukan hal-hal rohani di depan umum dan di depan orang banyak agar terlihat suci. Mereka memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa bukan untuk memuliakan Tuhan, melainkan untuk mendapatkan pujian, sanjungan serta pengakuan dari masyarakat. Mungkin misi mereka sukses sehingga banyak orang terkesan atas tindakan mereka, namun Tuhan Yesus sama sekali tidak terkesan. Tuhan menyukai orang yang murni motivasinya. Ia menghargai doa yang dinaikkan dari tempat yang tersembunyi, pemberian tanpa ingin diketahui oleh orang lain, dan puasa tetapi bertindak seolah tidak berpuasa. Ketulusan hati seperti inilah yang dihargai dan diberkati oleh Tuhan, sebab semua dilakukan dari hati yang tulus dan sungguh-sungguh mengasihi Tuhan.

Mari periksa diri kita manakala menolong orang lain atau mendukung proyek dan program gereja. Adakah kita mengharapkan balasan? Inginkah kita agar orang lain mengetahuinya? Inginkah kita dipuji atau disanjung? Manakala melayani pekerjaan Tuhan, apakah kita menginginkan acungan jempol dan tepuk tangan? Apakah kita ingin dikenal oleh banyak orang? Jika memang demikian, maka kita telah memperoleh upah kita di bumi ini (ay. 2). Namun jika kita melakukan semua ini dengan motivasi yang benar dan hati yang tulus, percayalah bahwa Tuhan akan memperhitungkannya kelak (ay. 4).

Tuhan menghargai ketulusan hati, dan membenci kemunafikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar