UCAPAN

SELAMAT DATANG DAN TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG " GBI DEBEGAN " TUHAN YESUS MEMBERKATI ANDA.

Minggu, 01 Agustus 2010

YOSAFAT

YOSAFAT (Ibrani, יהושפט - YĔHOSYAFAT, 'YHVH sudah menghakimi').

Beberapa nama Yosafat dalam Alkitab :

1. Seorang pegawai negara pada zaman Daud dan Salomo (2 Samuel 8:16; 20:24; 1 Raja 4:3; 1 Tawarikh 18:15).

2. Seorang dari dua belas kepala daerah Israel pada pemerintahan Salomo (1 Raja 4:17)

3. Anak dan pengganti Asa, raja ke-4 kerajaan Yehuda (873-849 sM). Yosafat memperkuat Yehuda menentang agresi dengan membenahi beberapa kota di utara lalu menempatkan pasukan di sana (2 Tawarikh 17:2, 12-19). Ia mendobrak kebiasaan lama dengan membentuk perjanjian setara dengan Ahab, raja Israel, yang dikokohkan dengan pernikahan putri Ahab, Atalya, dengan putra Yosafat, Yoram (2 Tawarikh 18: 1; bandingkan 21 :6; 2 Raja 8: 18). Persekutuan baru ini mempengaruhi bangsa-bangsa lain, termasuk orang Filistin dan orang Arab, yang membawa upeti pada Yosafat (2 Tawarikh 17: 10-11). Tapi ikatan dengan Israel yg kemudian murtad, hampir membinasakan Yehuda sesudah Yosafat wafat (2 Raja 11: 1-3).
Yosafat terkenal karena taat kepada YHVH (1 Raja 22:42; 2 Tawarikh 20:32). Ia menghapus banyak ibadah kafir (1 Raja 22:43, 46) lalu menyediakan guru-guru Taurat yang berjalan keliling (2 Tawarikh 17:7-9). Dengan melantik hakim-hakim dalam kota-kota besar ia menata ulang sistem pengadilan, dan pengadilan tingkat banding berada di ibukota Yerusalem (2 Tawarikh 19:4-11).

4. Bapak Yehu, raja ke- 10 Israel (2 Raja 9:2, 14).

Raja Yosafat memusnahkan Ritual kepada Baal


Mari kita mengenal lebih dalam raja Yosafat, raja Yehuda.

Raja Yosafat adalah raja ke 4 dari kerajaan Yehuda dan anak dari Asa. Ibunya bernama Azuba, anak Silhi. Ia menjadi raja Yehuda pada saat berumur 35 tahun dan memerintah kerajaan Yehuda selama 25 tahun, mulai dari tahun 873-849 sM. Cerita mengenai raja Yosafat dapat kita baca di 1 Raja-raja 22:41-51, 2 Tawarikh 20:31-2 Tawarikh 21:1. Yosafat adalah raja yang benar di mata Tuhan.

Raja Yosafat melihat bahwa karakter suatu bangsa ditentukan oleh kualitas kehidupan penyembahan kita kepada TUHAN. Ia memurnikan karakter bangsa Yehuda dengan cara memurnikan penyembahan bangsanya hanya kepada TUHAN. Ia membuat bangsanya menjauhkan kekejian dari mata TUHAN sehingga TUHAN berkenan kepada raja Yosafat dan rakyatnya.

Pemerintahan raja Yosafat adalah pemerintahan yang membawa pembaruan spiritual bagi bangsa Yehuda. Ia menetapkan agar rakyatnya tidak menyembah kepada Baal-baal, melainkan hanya kepada TUHAN. Lihat 2 Tawarikh 17:3-4.

Beberapa hal yang dilakukan raja Yosafat dalam masa pemerintahannya adalah :

* 1 Raja-raja 22:47
LAI TB, Dan sisa pelacuran bakti yang masih tinggal dalam zaman Asa, ayahnya, dihapuskannya dari negeri itu.
22:46 KJV, And the remnant of the sodomites, which remained in the days of his father Asa, he took out of the land.
Hebrew,
וְיֶתֶר הַקָּדֵשׁ אֲשֶׁר נִשְׁאַר בִּימֵי אָסָא אָבִיו בִּעֵר מִן־הָאָרֶץ׃
Translit, VEYETER {dan sisa dari} HAQADESY {semburit bakti itu} 'ASYER {yang} NISYAR {tersisa/ tinggal} BIMEY {di masa-masa} ASA {raja asa} 'AVIV {ayahnya} BI'ER {dia menghapuskannya} MIN-HA'ARETS {dari negeri itu}

Pelacuran bakti dilarang, bandingkan dengan :

* Ulangan 23:17
LAI TB, Di antara anak-anak perempuan Israel janganlah ada pelacur bakti, dan di antara anak-anak lelaki Israel janganlah ada semburit bakti."
KJV, There shall be no whore of the daughters of Israel, nor a sodomite of the sons of Israel.
Hebrew,
לֹא־תִהְיֶה קְדֵשָׁה מִבְּנֹות יִשְׂרָאֵל וְלֹא־יִהְיֶה קָדֵשׁ מִבְּנֵי יִשְׂרָאֵל ׃
Translit, LO' {jangan}-TIHYEH {dia menjadi (feminine)} QEDESYAH {pelacur bakti} MIBNOT {anak-anak perempuan dari} YISRA'EL {israel} VELO- {juga jangan} YIHYEH {dia menjadi (maskulin)} QADESY {semburit bakti} MIBNEY {anak-anak lelaki dari} YISRA'EL {Israel}


Dalam sistem agama Baal (Ibrani, בעל - BA'AL), dikenal apa yang disebut dengan "pelacur bakti "dan "semburit bakti". Istilah קדשה - QEDESYAH, "pelacur kuil (perempuan)" dan קדש - QADESY "pelacur kuil (laki-laki)", mereka adalah seorang yang mempersembahkan seluruh hidupnya bagi pelayanan keagamaan. "Pelacur bakti" (pelacur di dalam kuil) adalah perempuan yang secara khusus melayani kaum laki-laki secara biologis. "Semburit bakti" adalah laki-laki yang ditempatkan dalam kuil yang secara khusus melayani kaum perempuan/ laki-laki secara biologis. Pelacur bakti dan semburit bakti melakukan tugasnya sebagai bagian dari ibadah agama Baal. Dengan sistem ibadah seperti itu, tentu umat Baal berduyun-duyun datang ke kuil untuk beribadah. Dengan mengatas-namakan ibadah, mereka secara bebas dapat melakukan perbuatan maksiat di kuil atau di mana saja.

Di dalam 1 Raja-raja 22:47 disebutkan "pelacuran bakti", sedangkan di KJV disebutkan "sodomites" yang menurut bahasa aslinya adalah dari kata קדש - QADESY "pelacur kuil laki-laki". Maka dari pengertian ini, kita mengetahui bahwa saat itu banyak praktek seksual abnormal di kerajaan Yehuda dan pada saat pemerintahannya, raja Yosafat menghapuskan kekejian ini dari bangsanya.


Dari manakah asal mula "sodomites" dan "free-seks" ini ?

Perilaku "Sodomites" dan "free seks" dikenal yang terutama dari kasus di kota Sodom dan Gomorrah. Dan kalau kita teliti lebih dalam lagi ke masa lampau sebelum Sodom dan Gomorrah. Ketika TUHAN menghancurkan kota itu, yang tersisa adalah Lot dan ke dua anak wanitanya. Kita ketahui bersama bahwa di Kejadian 19:30-38, ke 2 anak wanita Lot melakukan perzinahan dan akhirnya melahirkan keturunan bangsa Moab dan Amon. Perilaku imoral dari ke dua anak wanita Lot ini, terus menurun kepada keturunannya dan menjadi tradisi di tanah Kanaan, yaitu di Moab dan Amon.

Dalam 2 Tawarikh 17:3 dikatakan, "Dan TUHAN menyertai Yosafat, karena ia mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal".


Apakah Baal ?

Di Kamus Alkitab dijelaskan bahwa Baal (Ibrani, בעל - BA'AL) adalah gelar dewa-dewa penduduk asli tanah Kanaan yang ditentang para nabi TUHAN dalam Perjanjian Lama. Ciri-ciri khasnya ialah menjamin kesuburan. Karena itu Baal sering kali disembah oleh orang Israel sendiri.

Jadi Baal adalah dewa kesuburan penduduk Kanaan. Penyembahan kepada Baal adalah berhubungan dengan :
1. Pengorbanan anak kepada Baal, lihat Yeremia 19:5.
2. Mencium patung Baal, lihat 1 Raja 19:18.
3. Ritual pelacuran, lihat 1 Raja 14:24.
4. Perzinahan, lihat Hakim 2:13.

Dalam Hakim 2:13, dijelaskan tentang penyembahan kepada Baal dan Asytoret. Asytoret adalah dewi seksual, kesuburan dan kelahiran bangsa Kanaan. Maka praktek penyembahan kepada Baal adalah juga praktek free seks.

Di Matius 12:22-37, Tuhan Yesus menjelaskan tentang Beelzebul (Yunani Βεελζεβουλ - beelzeboul), yang berasal dari bahasa Aram yang dihubungkan dengan bahasa Ibrani בעל זבוב - BA'AL ZEVUV yaitu kata בעל - BA'AL yang berarti בעל - BAAL atau tuan dan kata זבוב - ZEVUV, lalat. BEELZEBUL, harfiah "majikan dari lalat" adalah ilah orang Filistin yang disembah di kota Ekron dalam Perjanjian Lama.

Dalam Satanisme ( penyembahan kepada Satan ), maka kita akan tetap menemukan bentuk praktek seperti free seks, orgie, sodomites, pengorbanan kepada Satan. Ritual-ritual ini tidak berubah sejak zaman Perjanjian Lama. Raja Yosafat membersihkan ritual-ritual ini dari bangsanya. Sehingga kemuliaan TUHAN memenuhi kerajaan Yehuda.

* 2 Tawarikh 17:10
Ketakutan yang dari TUHAN menimpa semua kerajaan di negeri-negeri sekeliling Yehuda, sehingga mereka tidak berani berperang melawan Yosafat.

* 2 Tawarikh 17:12
Yosafat makin lama makin kuat, menjadi luar biasa kuat. Di Yehuda ia membangun benteng-benteng dan kota-kota perbekalan.


Itu semua karena raja Yosafat menghancurkan kuil-kuil prostitusi tempat penyembahan kepada Baal dan menjauhkan pelacuran bakti/sodomites. Pada 2 Tawarikh 20:1-2 Tawarikh 21:1 menceritakan bahwa pada akhirnya raja Yosafat mengalahkan raja-raja di Moab dan Amon, keturunan dari 2 anak wanita dari Lot. Mengalahkan raja-raja Moab dan Amon, artinya adalah mengalahkan praktek prostitusi di Kanaan yang menjadi ancaman rohani bagi bangsa Yehuda. Dengan mengalahkan raja-raja Moab dan Amon, artinya juga Yosafat mengalahkan "raja-raja porno".

Diedit dari sumber : Andre Widodo

TERANG TERPISAH DARI GELAP



Pengantar

Firman Tuhan mengatakan bahwa terang tidak mungkin bersatu dengan gelap (2 Korintus 6:14). Terang adalah firman Allah dan orang percaya, gelap adalah si Jahat dan orang dunia. Usaha untuk menyatukan keduanya akan berakibat fatal. Kisah berikut menunjukkannya, yaitu rentetan peristiwa mengerikan dan sadis yang terjelma dalam kisah keluarga seorang hamba Tuhan.


Pergaulan yang Tidak Dikenan Tuhan

Pada abad ke-9 SM, Yosafat bin Asa menjadi raja di Yehuda. Berdasarkan laporan firman Tuhan, tidak diragukan bahwa ia seorang yang baik dan benar di mata Tuhan (1 Raja 22:43, 2 Tawarikh 17 :3-4). Tidak mengejutkan kalau Yosafat termasuk sosok yang dikagumi banyak hamba Tuhan sepanjang abad karena imannya yang luhur. Tuhan memujinya dengan luar biasa karena sepanjang hidupnya senantiasa bersandar pada firman-Nya. Namun, hati yang mulia itu sedikit dikotori oleh sikapnya yang kurang hati-hati dalam memilih teman akrab. Raja Yosafat memiliki seorang sahabat kental bernama Ahab, Raja Israel Utara.

Ahab dikenal dengan wataknya yang cengeng dan kekanak-kanakan (1 Raja 21:1-4). Ia menikahi putri Raja Sidon bernama Izebel. Izebel adalah tipikal perempuan berhati keras dan ia beribadah kepada Baal. Mudah diduga, perempuan itu tidak berlama-lama memanfaatkan kelemahan suaminya. Ahab yang lemah pendirian itu segera berada di bawah kendali perempuan yang berpredikat nabiah Baal itu (Wahyu 2:20).

Oleh tipu daya dan fitnah Izebel, Nabot yang tidak berdosa harus menjadi martir dilempari batu oleh segenap tua-tua Israel demi mempertahankan tanah pusaka yang telah ditentukan Tuhan baginya (1 Raja 21:1-16). Perempuan berhati Iblis itu juga yang menjerumuskan kerajaan Israel Utara ke dalam ibadah berhala Baal. Semua nabi Tuhan dan para imam-Nya telah disingkirkannya. Pada zamannya, kerajaan Israel Utara secara resmi berdiri di atas agama Baal.

Karena Ahab tunduk di bawah pengaruh istrinya yang beragama Baal, Tuhan mengecapnya sebagai orang jahat. Di samping itu, karena Ahab telah merampas kebun anggur Nabot, Tuhan telah menetapkan bahwa darahnya akan dijilat anjing di tempat kematian Nabot, dan mayat Izebel akan habis dimakan anjing.

Pergaulan Yosafat dengan keluarga Ahab berlangsung sangat lama dan terkesan sangat kental. Padahal, semua bentuk persekutuan itu sama sekali tidak dikehendaki Tuhan:

    Pertama, Yosafat tanpa mencari kehendak Allah, menikahkan putranya yang bernama Yoram, anaknya yang sulung dan sebagai pewaris takhta, dengan putri Ahab yang bernama Athalia. Tidak masuk akal memang tindakan Yosafat, orang beriman itu, mengingat keluarga Ahab adalah musuh-musuh Tuhan.

    Kedua, Yosafat bersama dengan Ahab secara sembrono memerangi Raja Aram merebut Ramot-Gilead (mungkin sukar bagi Yosafat untuk menolak permintaan seorang besan).

    Ketiga, Yosafat bersekutu dengan Ahazia bin Ahab, seorang jahat di mata Tuhan, untuk membuat kapal-kapal ke Tarsis.

Apakah Tuhan tidak menegur Yosafat dari perbuatan-perbuatannya yang keliru itu? Tentu. Ia menegur, kecuali dalam hal pernikahan itu. Setelah selesai berperang melawan Aram, yang menyebabkan kematian Ahab, Nabi Yehu bin Hanani menegur Yosafat karena telah menolong orang fasik (2 Tawarikh 19:1-3). Kapal-kapal yang dibuatnya bersama Ahazia pun dipecahkan Tuhan setelah lebih dahulu dinubuatkan oleh hamba-Nya, Eliezer bin Dodawa (2 Tawarikh 20:36-37).

Yosafat tidak mendapat teguran secara langsung dari Tuhan atas pernikahan Yoram dengan Athalia. Namun, Tuhan tidak merestui pernikahan itu. Hal itu terbukti dari sikap Yoram yang dikomandoi oleh istrinya kelak setelah ia menjadi raja menggantikan Yosafat.


Yosafat Penyebab Kecelakaan Keturunan dan Bangsanya

Kalau hanya melihat perstiwa-peristiwa tersebut, tampaknya tidak ada persoalan serius yang dialami Yosafat akibat persahabatannya dengan keluarga Ahab. Namun, benarkah demikian? Sama sekali tidak! Kekeliruan Yosafat menikahkan Yoram dengan Athalia, putri Ahab, harus dibayar mahal dengan banyaknya korban nyawa dari anak cucunya. Yang paling tragis adalah berubahnya kerajaan Yehuda menjadi negara Baalisme, sama seperti Israel Utara. Perhatikan dengan saksama peristiwa-peristiwa berikut.

Baru saja menjadi raja menggantikan ayahnya, Yoram membunuh semua anak Yosafat, saudara! sekandung Yoram dan termasuk beberapa pembesar Yehuda (2 Tawarikh 21:2-6). Tidak lama kemudian, Y oram menjadi raja yang otoriter dan sangat jahat di mata Tuhan.

Alkitab mencatat kejahatan Yoram itu tidak lepas dari pengaruh Athalia, sang nabiah Baal, yang sama seperti ibunya, Izebel. Sepeninggal suaminya, Yoram, ketika takhta kerajaan dipegang oleh anaknya yang bungsu, Ahazia, Athalia semakin merajalela dengan kefasikannya. Ia menasihati anaknya sendiri untuk berbuat jahat dan menentang Tuhan (2 Tawarikh 22:2-4).

Di usianya yang semakin tua, Athalia semakin terang-terangan menampakkan identitasnya. Tidak lama setelah anaknya Ahazia mati, perempuan itu mengambil alih tampuk pemerintahan. Dengan tidak tanggung-tanggung, ia melakukan itu setelah membunuh semua cucunya sendiri. Hanya oleh anugerah Tuhan, melalui pertolongan bibinya, Y osebha, istri seorang imam yang takut akan Tuhan, Yoyada, anak Ahazia yang bungsu, yang bernama Yoas, yang masih berusia satu tahun, lolos dari pembantaian itu. Selama enam tahun Yoas disembunyikan, dan selama itu pula Athalia memerintah di Yehuda.

Bencana yang ditimbulkan Athalia bukan hanya dalam keluarganya sendiri. Selama masa pemerintahan yang enam tahun itu, kerajaan Yehuda secara resmi berdiri di atas filsafat agama Baal. Para imam Tuhan disingkirkannya.


Alat Iblis untuk Menggagalkan Kedatangan Yesus

Jika meneliti dengan saksama rencana keselamatan Allah bagi seluruh umat manusia, Athalia sebenamya merupakan hamba Iblis yang menyusup ke dalam kerajaan Yehuda untuk melaksanakan misinya, yaitu menggagalkan kedatangan Yesus ke bumi.
Dalam 2 Samuel 7, Tuhan telah berjanji kepada Daud tentang kedatangan Mesias Sang Juruselamat (Yesus Kristus) ke bumi melalui keturunannya. Janji itu merupakan kelanjutan dari janji-janji Allah sebelumnya, yang telah disampaikan kepada Abraham/ Ishak, Yakub, dan Yehuda. Kepada Yehuda, Yakub, oleh ilham Roh Allah, menubuatkan bahwa "tongkat. kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda sampai Ia yang berhak atasnya datang" (Kejadian 49:10). Itu berarti bahwa keturunan Yehuda akan tetap memegang tampuk kerajaan Israel secara turun-temurun dan Mesias yang dijanjikan itu harus datang melalui keturunan raja-raja itu.

Allah mempertegas bahwa raja-raja yang dimaksud adalah Daud dan keturunannya (2 Samuel 7). Salah satu keturunan itu adalah Yoas yang diselamatkan Yosebha dari pembantaian Athalia. Dengan demikian, seandainya semua cucu Yoram, termasuk Yoas, tewas dimakan pedang Athalia, gagallah janji Allah kepada Yehuda dan kepada Daud. Bahkan, seluruh janji Allah kepada umat manusia tentang datangnya Sang Mesias, Juruselamat, akan gagal pula.

Namun, Allah tidak pernah gagal. Semua yang dijanjikan-Nya pasti terlaksana. Iblis tidak berkuasa menggagalkan rencana Allah itu walaupun ia tidak pernah tinggal diam, bahkan sampai kedatangan Yesus yang kedua kali.

Pada zaman Perjanjian Lama, selain kasus Athalia, tercatat paling tidak dua kali lagi Iblis berusaha menggagalkan rencana kedatangan Yesus: Pertama, pada zaman Musa, ketika Firaun berikhtiar membunuh semua anak laki-laki umat Israel. Kedua, pada zaman Ester, ketika Haman berikhtiar membunuh semua umat Israel.

Yang hendak ditegaskan dalam kasus itu adalah betapa kelirunya Yosafat membina persahabatan dengan Ahab. Ketika semua bencana yang ditimbulkan Athalia berlangsung, Yosafat tentu sudah mati. Namun, seandainya ia melihat semua kejadian itu, apa yang akan dikatakannya? Sanggupkah Yosafat melihat semua anaknya, bahkan cucu-cucunya habis binasa oleh menantunya sendiri, yang dipilihnya sendiri masuk ke dalam anggota kerajaannya? Seandainya Yosafat menyadari sejak awal bahwa keramahan Athalia dan orang tuanya sesungguhnya palsu, apakah ia mau menjalin persahabatan dengan keluarga itu? Seandainya Yosafat tahu bahwa Athalia sebenarnya adalah wakil Iblis untuk menghancurkan rumah tangganya, bahkan kerajaan Yehuda, apakah ia bersedia menikahkan anaknya,Yoram, dengan perempuan itu?

Jawabannya, tentu tidak! Namun, kemungkinan untuk bisa mengetahui hal itu pada dasarnya bisa diraba oleh Yosafat. Sayang, ia tidak tanggap mendengar suara Tuhan melalui nabi-nabi-Nya yang memperingatkannya.


Pelajaran yang Dipetik

Kasus itu memberikan paling tidak tiga pelajaran berharga bagi anak-anak Tuhan.

Pertama, kita harus berhati-hati menjalin persahabatan. Tentu jika memungkinkan, kita harus berdamai dengan semua orang. Namun, untuk menjadi sahabat, kita harus selektif. Anak-anak Tuhan tidak mungkin dapat bersatu dengan anak-anak gelap, terutama dalam membina kehidupan berumah tangga.

Kedua, dalam mencari sahabat, kita harus mengutamakan isi hati daripada "merek" . Yosafat pada mulanya mungkin tidak merasa 'bersalah bergaul dengan Ahab karena melihat tiga "merek" sebagai berikut.

    1. Ahab adalah keturunan Yakub, sama seperti dirinya.
    2. Berkaitan dengan itu, Ahab juga umat Israel. Umat Israel berarti juga umat Allah. Pemikiran Yosafat barangkali demikian. Padahal, yang dinamakan umat Allah yang sesungguhnya adalah orang-6rang yang taat kepada Tuhan semesta alam.
    3. Yosafat rupanya cukup terkesan dengan keramahan palsu yang ditampilkan oleh keluarga Ahab (2 Tawarikh 18:2).


Hal itu menjadi contoh bagi kita, bahwa tidak semua orang yang menamakan diri beragama Kristen, adalah orang Kristen. Sekali lagi, jangan lihat "mereknya", tetapi lihat isinya. Berdasarkan Alkitab yang dinamakan Kristen adalah orang yang didiami Roh Yesus (Roma 8:9b). Selanjutnya, bukti adanya Roh Yesus dalam diri seseorang tampak dari buah Roh itu (Galatia 5:22-26).

Ketiga, adalah menyangkut penyelesaian akar dosa. Ketika anak-anak Tuhan mengalami masalah karena dosa-dosa tertentu mereka bukannya bertobat di hadapan Tuhan, melainkan sering mencari-cari alasan lain untuk menyelesaikan. persoalan yang sedang dihadapi. Bagaimanapun, dalam hal itu, hukum menabur dan menuai berlaku. Dalam kasus itu, walaupun sudah berulangulang diperingatkan agar tidak menjalin persahabatan dengan keluarga Ahab, Yosafat kurang memedulikannya.



Sumber :
Samin H Sihotang, Kasus-kasus dalam Perjanjian Lama, Yayasan Kalam Hidup, 2005. hlm 178-184.

dari: www.sarapanpagi.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar