UCAPAN

SELAMAT DATANG DAN TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG " GBI DEBEGAN " TUHAN YESUS MEMBERKATI ANDA.

Selasa, 31 Agustus 2010

INSPIRASI DARI KECOA



Hari ini ngga sengaja aku perhatiin tingkah kecoa (wahhh… anehhh…), karena sebal pas lagi makan, ehhhh…tuh kecoa sibuk bolak-balik di depan aku, yah akhirnya dengan kaki kutendang dia. Ternyata karena tendangan itu badannya jadi terbalik gituh. Dengan susah payah dia berusaha untuk membalikan badan lagi, pas sudah balik kutendang lagi jadinya terbalalik lagi deh, begitu seterusnya sampai 3 kali (kejamnya dunia…hahahahah). Dan pada akhirnya sang kecoa sudah pasrah sama keadaannya yang terbalik itu dan ngga berapa lama akhirnya sang kecoa pun meregang nyawa alias koid, is dead.

Guys, kalian tahu ternyata untuk matiin kecoa ngga perlu beli semprotan kecoa yang mahal, ngga usah beli racun kecoa yang dijual di emperan jalan (emang ada yah??), ngga perlu beli raket listrik buat nyetrum itu kecoa sampai mati atau mengotori tangan kita dengan mukul tuh kecoa sampai benyek. Cara paling simpel adalah terbalikin saja tubuh si kecoa itu, pasti deh kalau memang itu kecoa ngga bisa ngebalikkin tubuhnya lagi, sudah dipastikan beberapa menit kemudia malaikat maut siap menjemputnya…hehehehehe…

Waduh, jijik bin jorok nih, kok ngomongin kecoa sih…kan atut…hahahaha…

Karena penasaran kenapa kalau badannya terbalik kecoa bisa mati, aku googling, dan ternyata ngga banyak alasan logis yang bisa didapat kenapa kecoa bisa mati. Pada akhirnya kusimpulkan bahwa kecoa itu mati karena berhenti berusaha, bukannya karena terlalu lelah berusaha. Saat tubuh kecoa itu terbalik, mungkin dia akan merasa pusing, mual, jantung berdebar-debar, seluruh cairan tubuhnya menjadi terbalik dan fungsi-fungsi kelenjar/organnya menjadi terhenti (ini masih mungkin yah…hehehe…) dan akhirnya matilah dia.

Satu hal yang kupelajari dari sang kecoa, selama dia masih mau dan berusaha menggerak-gerakan tubuhnya untuk mengembalikan posisi tubuhnya, selama itulah dia masih memiliki peluang untuk selamat bahkan untuk hidup. Dan saat dia sudah menyerah, berhenti berusaha karena kelelahan mungkin atau karena terlalu berat baginya, maka bisa dipastikan sang kecoa akan menemui ajalnya. Aku jadi berpikir ada persamaan juga ya dalam hidupku dengan kecoa itu. Mungkin bukan secara harafiah badanku terbalik, tetapi bisa saja tiba-tiba kondisi ekonomi keluargaku berbalik 180o, atau kondisi imanku berada di level terendah, atau mungkin studiku lagi kacau balau, hubunganku dengan orang lain (pacar, orangtua atau sahabat) lagi kacau karena suatu masalah, dan “posisi” terbalik lainnya. Bukannya sama saja ya kondisinya.

Berjuang hingga akhir, mungkin itulah yang bisa aku pelajari dari sang kecoa sebelum dia menemui ajalnya (makasih ya kecoa…hehehehe). Kecoa itu gigih berusaha walaupun akhirnya aku balikan lagi tubuhnya, hingga akhirnya dia terlalu lelah untuk berusaha. Tetapi jangan salah, ada juga loh kecoa yang aku “begitukan”, berhasil membalikan tubuhnya dan lari dari kejaranku, dan tetap hidup.

Perjuangan memang sangat berat, akan tetapi perjuangan itu menghasilkan. Perjuangan memberikan kita kesempatan untuk tetap “hidup”.

Aku coba membayangkan seandainya aku berhenti berjuang untuk tugas akhirku, mungkin besok atau sampai kapanpun aku ngga akan bisa siding untuk kelulusan. Seandainya saja aku berhenti berjuang untuk belajar mungkin aku ngga akan bisa mendapatkan sesuatu yang berharga. Seandainya aku berhenti berjuang untuk memperbaiki hubunganku dengan orang-orang terdekatku, pasti aku telah kehilangan mereka. Dan seandainya aku berhenti untuk berjuang mengejar pemulihan mungkin untuk selamanya aku dalam keterpurukan.

Kayaknya segala sesuatu butuh perjuangan deh, bahkan hal sederhana seperti bernafas juga membutuhkan perjuangan, berjuang untuk mendapatkan oksigen sebanyak dan secukup mungkin untuk paru-paru kita.

Seandainya saja kita merasa malas untuk bernafas apa jadinya coba? Untuk sebuah hubungan, akan sangat terasa perjuangan itu. Bagaimana kita berusaha untuk tetap kontak dengan orang terdekat kita (pacar, keluarga, sahabat, dll). Bagaimana kita berusaha untuk saling menjaga hubungan kita satu sama lain. Berjuang untuk tidak menyakiti satu sama lain secara sengaja maupun tidak dan berjuang untuk memperbaiki hubungan yang agak retak, retak atau sudah hancur sama sekali. Dan ngga jarang lho yang pada akhirnya cenderung untuk meneyerah dan pasarah pada keadaan.

Saat kecoa itu pasrah dan menerima keadaan, maka bisa dipastikan sang kecoa itu mati. So gimana dengan kita, apakah saat kita menyerah dan pasrah akan mati juga??

Bisa iya, bisa tidak. Saat kecoa itu sudah kelelahan, dia diam tergeletak tak berdaya dengan tatapan memohon belas kasihan ke aku (hahaha…masa sih). Bisa jadi selamat karena aku berbaik hati membalikkan tubuhnya lagi (wahhh…lebay deh…hehehe).

Ternyata saat memandang ke pribadi yang tepat, saat itulah muncul pengharapan baru, kekuatan baru mungkin kesempatan untuk “hidup” yang baru. Saat kita memandang kepada Dia, bisa jadi Dia dengan cepat membalikan “tubuh” kita. Bisa juga dia kasih semangat ke kita untuk tetap berusaha segenap tenaga.

Sering kali kita menunggu untuk menjadi terlalu lelah dulu bau bersandar kepada Dia. Padahal kalau saja kita memandang Dia lebih cepat, lebih cepat juga kita akan pulih dan lebih cepat kita akan membalikkan “tubuh” kita.

Friends, tahukah kalian kalau Allah sanggup membalikkan keadaan kita yang terpuruk dengan cepat, Dia sanggup melakukan pemulihan dengan sepat, bahkan Dia sanggup bukan saja mengembalikkan kodisi kita, tetapi membawa kita ke level yang lebih tinggi.

Tetapi kenapa kadang seakan-akan Tuhan “menunggu” untuk melakukan semuanya itu, apa sih yang Dia tunggu? Kenapa Dia harus “menunggu’ untuk melakukan semuanya itu?

Bagiku 2 hal, pertama ada karakter yang sedang dia bentuk dan yang kedua adalah Dia menunggu supaya kita terlalu lelah mengandalkan kekuatan diri sendiri, sehingga pada akhirnya kita memandang dan berseru kepada Dia. Itulah yang Dia tunggu.

Pertanyaannya adalah apakah yang sedang engkau tunggu??

ksw (fos.com)
sumber :www.charismaindonesia.com

1 komentar:

  1. Dapat artikel ini setelah pukul kecoa. Tuhan sangat amat baik. Dari kejadian yang sederhana saja, Tuhan membimbing ke artikel yang penuh inspirasi ini. Terima kasih ya. GBU

    BalasHapus